Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp NarasiTimur.Com
+Gabung
JAKARTA, NarasiTimur.com– Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, secara tegas mengingatkan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan, bahwa saat ini negara telah memasuki periode aktif siklon tropis.
Peringatan ini disampaikan dalam konferensi pers mengenai kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan yang dimulai pada November 2025 beberapa waktu lalu.
Menurut Dwikorita, peningkatan potensi siklon tropis di perairan selatan Indonesia, termasuk Samudra Hindia, sangat perlu diwaspadai karena berpotensi memicu cuaca ekstrem yang berdampak signifikan pada wilayah-wilayah pesisir.
Dwikorita secara spesifik menyoroti kemungkinan terulangnya kejadian ekstrem yang pernah melanda Nusa Tenggara Timur (NTT).
Potensi Seroja Terulang
Dwikorita mengingatkan bahwa fenomena serupa Badai Seroja, yang menyebabkan kerusakan parah di NTT pada tahun 2021, berpotensi terulang selama periode puncak musim hujan 2025-2026 ini.
Periode aktif siklon tropis di wilayah selatan Indonesia dimulai sejak bulan November, yang secara langsung berpotensi memengaruhi pola cuaca nasional.
Daerah yang paling berisiko tinggi mengalami dampak langsung dan tidak langsung dari peningkatan siklon tropis, menurut Dwikorita, meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara (NTB dan NTT), serta sebagian Maluku bagian selatan.
Kepala BMKG menjelaskan dampak yang dapat ditimbulkan serta faktor pemicu utama di balik peningkatan aktivitas ini:
Peningkatan potensi siklon tropis dapat menimbulkan dampak serius seperti angin kencang, hujan deras, banjir bandang, hingga gelombang tinggi yang dapat mencapai 4 hingga 6 meter di perairan sekitar selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.







